Quality vs Quantity

Dalam suatu entitas manajemen untuk dapat melakukan tindakan yang efisien guna memaksimalkan output dari ketersediaan input yang ada. Dengan kata lain bagaimana caranya dengan  input yang minimum dapat menhasilkan output yang diharapkan sesuai dengan spek dan standar kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Apakah hal itu dapat dilakukan? Bagaimana caranya?

Misalnya kita memiliki perusahaan roti. Dengan modal uang (input) Rp1.000.000,00 kita dapat menghasilkan Output roti dengan jumlah 100 buah dengan ukuran yang sesuai dan rasa yang diminati pelanggan sehingga penjualan dai roti kita laku keras dipasaran. Semakin hari harga bahan baku akan semakin naik. Untuk produksi selanjutnya tentu kita ingin mengoptimalkan laba tentunya. Namun kita dihadapkan dengan dua pilihan karena modal kita terbatas yaitu ingin menghasilkan roti dengan kualitas yang sama agar terjamin bahwa roti kita tetap laku menurunkan kualitas roti kita agar laba kita tetap optimal.

Pilihan manakah yang harus kita utamakan? Menurut saya solusi terbaik adalah mencari supplier lain yang bisa menyediakan bahan baku sesuai dengan standar perusahaaan kita yang harganya lebih murah dari supplier kita sebelumnya. Dalam pasar tentu akan terjadi persaingan harga antar pedagang, jadi sudah kewajiban bagi manajemen untuk dapat memeaksimalkan input yang tersedia guna menghasilkan output yang optimal. Apabila kita menurunkan standar kualitas roti kita lama-kelamaan para pelanggan kita akan lari dan berpaling dari produk kita. Manajemen juga bisa mengambil kebijakan dengan mengurangi ukuran roti sedikit lebih kecil dari biasanya agar harganya bisa bersaing.

Namun, apabila hal tersbut tidak dapat dilakukan mau tidak mau kita harus menaikkan harga produk kita agar perusahaan kita tetap dapat berjalan dan tidak merugi. Menurut saya pribadi sebagai penikamta makanan, tidak apa-apa harga naik sedikit tapi kualitas terjamin daripada harga murah tetapi kualitas buruk

Leave a comment